Jumat, 20 September 2019

Meresensi Buku Konsep Kekuasaan Jawa

KONSEP KEKUASAAN JAWA

penerapannya oleh raja-raja mataram

Pengarang                                               : Drs. Moedjanto M.A
Penerbit                                                   : KANISIUS (anggota IKAPI)
Tahun terbit beserta cetakannya  : Cetakan pertama 1987
Tebal buku                                   : 1,3 cm
Jumlah halaman                           : 102 Halaman
Harga buku                                  : Rp.150.000




Sinopsis Konsep Kekuasaan Jawa

Buku ini berisi raja-raja Mataram (1575-1755) yang bersifat absolute. Raja yang membuat undang-undang, pelaksana undang-undang dan hakim. Kerajaan Matatam yang tumbuh besar tentunya ada konsep-konsep dasar kekuasaannya.
Konsep kekuasaan dan cara kerajaan Mataram untuk memperoleh legitimasi yaitu dengan menerapkan konsep atau doktrin “Keagungbinataraan”. Doktrin itu yang diterapkan oleh kerajaan Mataram untuk memperoleh legitimasi terbagi dua; pertama, yaitu prinsip “gung binathara, bau dendha nyakrawati” (sebesar kekuasaan dewa, pemelihara hukum dan penguasa dunia) atau bisa disebut dengan kekuasaan yang beringas. Raha sebagai pemilik segala sesuatu dan juga raja berwenang tertinggi diseluruh negeri. Raja berhak untuk mengambil tindakan apapun dan dengan cara bagaimanapun. Kedua, yaitu prinsip “gung binathara, bau dendha nyakrawati” diimbangi dengan prinsip “berbudi bawa leksana, ambeg adil para marta” (meluap budi luhur mulia dan sifat adilnya terhadap semua yang hidup) atau adil dan penuh kasih. Prinsip kekuasaan yang kedua adalah sebuah kewajiban dari raja Mataram untuk menerapkannya. Adanya keseimbanga antara kewenangan yang besar dengan kewajibannya yang besar juga. Seperti halnya dengan konsep negara cosmos, yaitu harus ada keselarasan antara macrocosmos dan microcosmos. Konsep Keagungbinataraan juga harus ada keselarasan antara gung binathara, bau dendha nyakrawati dan berbudi bawa leksana, ambeg adil para marta. Dan isi dari konsep kekuasaan Jawa seperti yang tercermin dalam kekuasaan raja-raja Mataram itulah konsep dari Keagungbinataraan.
Penerapan konsep Keagungbinataraan  yang lengkap dan tepat akan mendatangkan “negeri ingkang apanjang-apunjung, pasir wukir loh jinawi, gemah ripah, karta tur raharja” (negara yang tersohor karena kewibaannya yang besar, luas wilayahnya ditandai dengan oleh pegunungan sebagai latar belakangnya dan didepannya terdapat sawah yang luas, sungai yang mengalir dan di pantainya tedapar pelabuhan yang besar). Raja yang konsekuen menjalankan konsep atau doktrin Keagungbinataraan selalu memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dan bersikap murah hati. Tentunya negara dan rakyat akan diuntungkan. Nam melaksanakan konsep atau doktrin itu tidaklah muda bagi banyak raja; yang sering diterapkan hanyalah prinsip “gung binathara, bau dendha nyakrawati” (keagungan kekuasaan).
Mengingat sulit diterapkannya konsep kekuasaan Keagungbinataraan, maka harus ada pembinaan secara terus-menerus agar secara realistis konsep tersebut benar-benar diterapkan. Banyak sebab yang sehingga pembinaan itu sangat diperlukan (baca bukunya) .
Tapi seiring berkembangnya zaman konsep Keagungbinataraan tidak diterapkan oleh raja-raja Mataram sehingga memunculkan pemberontakan-pemberontakan yang mengakibatkan runtuhnya kerajaan Mataram

Sumber: https://bebasberkembang.wordpress.com/2015/04/18/review-buku-tentang-konsep-kekuasaan-jawa-dan-penerapannya-oleh-raja-raja-mataram-yang-ditulis-oleh-g-mudjianto/
Kelebihan Buku
Dapat menerapkan Konsep kekuasaan dan cara kerajaan Mataram untuk memperoleh legitimasi yaitu dengan menerapkan konsep Keagungbinataraan yang lengkap dan tepat akan mendatangkan adanya keseimbanga antara kewenangan yang besar dengan kewajibannya yang besar juga.
Kekurangan Buku
Buku ini dilihat dari covernya kurang menarik sehingga para pembaca buku kurang tertarik melihat pesona cover buku tersebut & banyak kata-kata yang sulit dimengerti bagi sebagian pembaca.